Haruskah Wanita Tetap Bekerja dan Berpenghasilan Setelah Menikah?

Haruskah Wanita Tetap Bekerja dan Berpenghasilan Setelah Menikah?

Suatu hari ibu berkata, “anakku, kelak engkau menikah, tetaplah bekerja.”

jeweliteracy.com – Pesan singkat beberapa tahun yang silam yang bahkan terucap dari ibu bukan dalam pembicaraan yang serius itu masih melekat di hatiku. Aku selalu terngiang pesan sederhana yang sebenarnya sangat mendalam tersebut.

Pernah suatu waktu, aku tengah berseluncur di media sosial, menikmati sajian demi sajian kutipan, artikel, lelucuan, dan berbagai jenis bacaan, sampai akhirnya aku terhenti pada suatu tulisan. Bunyinya begini, “Jadi istri itu harus pinter cari uang karena suami itu titipan Tuhan. Kalau gak diambil Tuhan, ya diambil pelakor.”

Tulisan singkat itu sedikit menggelitik, tapi entah kenapa pesannya itu sesungguhnya sangat baik kalau kita mencoba memahami dari sudut pandang yang berbeda. Namun, terlepas dari 2 opsi “diambil Tuhan atau diambil pelakor”, wanita memang seyogianya harus mandiri secara finansial sekalipun dia mempunyai suami yang sangat mapan bahkan kaya raya.

Mengapa? Ini alasannya.

  • Mendongkrak Rasa Percaya Diri
    Sebenarnya menjadi ibu rumah tangga bukan berarti wanita tersebut tidak bekerja, karena menjadi ibu rumah tangga juga adalah sebuah pekerjaan bahkan pekerjaan yang amat sangat mulia. Menjadi ibu rumah tangga, berarti seorang wanita memilih mengalihkan waktu dan perhatiannya untuk dicurahkan kepada keluarganya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ketika seorang istri memilih tetap bekerja dan berpenghasilan setelah dia menikah, maka hal tersebut juga akan mengdongkrak rasa percaya dirinya. Ada kebanggaan tersendiri ketika seorang istri tetap mempunyai penghasilan sendiri dan bisa membeli barang-barang yang dia inginkan dengan menggunakan uang hasil kerjanya sendiri. Menggunakan uang hasil keringat sendiri untuk membeli barang yang kamu butuhkan sekaligus bisa membantu perekonomian keluarga tentu bakal membawa kepuasan tersendiri. Kamu puas karena bisa menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus menjadi ibu yang produktif dalam dunia kerja dan percaya pada kekuatan diri yang tidak melulu bergantung pada orang lain.
  • Tidak Selamanya Pasangan Hidup Akan Mendampingi
    Wanita diibaratkan sekoci dalam sebuah kapal yang besar. Dimana ketika kapal mengalami musibah, maka sekocilah yang punya peran untuk menyelamatkan nyawa yang ada di sana. Sama halnya dalam sebuah rumah tangga, kita tidak pernah tahu tentang hidup seseorang. Kita tidak pernah tahu jika sewaktu-waktu pasangan hidup kita akan meninggalkan kita selamanya. Mungkin saat ini, suami menjadi tulang punggung keluarga. Hidup kita serba berkecukupan, urusan finansial sepenuhnya disokong oleh suami yang adalah pencari nafkah bagi keluarga. Akan tetapi jika sang istri juga bekerja, setidaknya kondisi ekonomi keluarga bakal tetap aman ketika (amit-amit) suami mendadak sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Selain itu, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perceraian, maka sang istri tidak akan kebingungan mencari pekerjaan karena selama ini sudah memiliki penghasilan sendiri.
  • Supaya Tidak Dipandang Sebelah Mata
    Banyak wanita yang bersekolah dan mengenyam pendidikan tinggi, mempunyai karir yang mapan dan cerah. Namun, tak sedikit juga wanita yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga ketika mereka telah menikah. Mereka memilih untuk mengubur cita-cita, karir, dan impiannya demi keluarga. Beberapa suami memang lebih menyukai istrinya fokus mengurus rumah tangga saja. Hal tersebut merupakan hal yang mulia, karena bukanlah perkara mudah bagi seorang wanita yang tadinya berkarir namun harus merelakan impian dan cita-citanya demi mencurahkan perhatian dan waktunya untuk keluarga yang dikasihi.
    Namun, lagi-lagi wanita seringkali dihadapkan pada situasi yang sulit. Ketika memutuskan menjadi ibu rumah tangga, akan banyak gunjingan dan omongan yang kurang mengenakkan yang sering dilontarkan secara sengaja maupun tidak sengaja. Adanya anggapan bahwa ibu rumah tangga itu tidak melakukan apa-apa, ibu rumah tangga hanya bersantai saja, ibu rumah tangga hanya mengandalkan suami, ibu rumah tangga hanya menghabiskan uang suami, dan sebagainya. Mirisnya lagi, perkataan-perkataan menyakitkan itu sering dilontarkan oleh orang-orang terdekatnya bahkan keluarga, seperti suami, mertua, saudara ipar ataupun tetangga.
    Itulah mengapa sebaiknya wanita yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga juga harus tetap berpenghasilan supaya tidak selalu dipandang sebelah mata. Zaman sekarang ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap berpenghasilan walau sambil mengurus anak misalnya. Apalagi di zaman serba digital sekarang, wanita bisa memanfaatkan gadget dan media sosial sebagai alat untuk mendapatkan penghasilan, asalkan dibarengi dengan konsistensi dan kegigihan. Hal ini pada akhirnya akan membuat orang lain respect pada kamu dan tidak lagi memandang sebelah mata.
  • Anak Butuh Melihat Ibunya Kuat, Mandiri, dan Tangguh
    Rumah adalah sekolah pertama bagi anak-anak. Orangtuanya adalah guru yang menjadi role model pertama mereka. Tak jarang, sosok ibu adalah teladan yang paling banyak berkontribusi dalam pembentukan karaktek dan kepribadian anak. Familiar dengan ucapan,” emangnya nggak diajarin ibunya di rumah?” ketika melihat seorang anak berlaku tidak sesuai kaidah atau norma. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ibu. Walaupun sebenarnya, pembentukan karakter anak adalah peran dan kontribusi dari pengasuhan ayah dan ibu.
    Takbisa dipungkiri, ibu yang bekerja adalah panutan yang baik bagi anak-anak, bahwa perempuan tidak selalu berada pada posisi yang inferior. Namun, ini perlu digarisbawahi bahwa bukan berarti ibu yang tidak bekerja adalah panutan yang buruk. Pilihan untuk tetap berkarir adalah contoh gamblang bagi anak-anak mematahkan anggapan-anggapan umum yang menempatkan wanita di posisi inferior. Menjadi wanita yang bekerja mengajarkan banyak hal tentang independensi seorang wanita, kesetaraan gender, dan mampu menghapuskan bias gender yang selama ini ada di tengah masyarakat. Kelak, anakmu juga bakal menjadi bersikap lebih terbuka terhadap kesetaraan gender, karena selama ini mereka telah melihat contoh nyata dari sosok ibunya yang tangguh.

Jadi, sebaiknya jangan memilih untuk tidak bekerja (tidak berpenghasilan) dan hanya mengandalkan penghasilan suami saja. Supaya kamu tidak mendapatkan pengalaman menyakitkan akan perlakuan yang memandangmu sebagai sosok inferior dan tak berdaya, apalagi dianggap sebagai ibu rumah tangga yang hanya tahu makan tidur dan tidak bisa diandalkan. Selama situasi dan kondisi masih mendukung, maka bekerjalah. Ada banyak alternatif yang bisa kamu pilih supaya tetap bisa berpenghasilan dan mandiri secara finansial. Jadi, tidak ada alasan bagi kamu enggan untuk bekerja, karena memiliki penghasilan membuat kamu lebih independen dan meningkatkan moral di dalam masyarakat, pun juga sebagai cara untuk melakukan aktualisasi diri.

(jwriting)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *