Ikigai: Filosofi Hidup Orang Jepang Untuk Hidup yang Lebih Bahagia

Ikigai: Filosofi Hidup Orang Jepang Untuk Hidup yang Lebih Bahagia
ikigai

Apakah Anda pernah merasa di titik dimana kamu tidak bisa menikmati hidup? Setiap bangun di pagi hari ada perasaan kurang bergairah, tidak semangat, dan malas. Atau bahkan seringkali juga merasa bosan, lelah, dan perasaan tak menentu saat menjalani rutinitas sehari-hari. Anda merasa bingung atau kehilangan arah dalam hidup? Apa sih yang sebenarnya membuat kita merasa puas dan bahagia? Mengapa ada orang yang tampak selalu bersemangat menjalani kehidupan, sementara yang lain merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton? Apa yang menjadi alasan kita bangun setiap pagi dan melanjutkan langkah kita? Apakah itu hanya untuk memenuhi kewajiban, atau ada tujuan lebih dalam yang memberi kehidupan makna?

Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali muncul dalam kehidupan kita, terutama di tengah kesibukan dan tekanan yang datang dengan berjalannya waktu. Namun, di balik keraguan dan pencarian jawaban ini, terdapat sebuah konsep yang dapat membantu kita menemukan makna sejati dalam hidup yaitu ikigai. Istilah ikigai ini berasal dari Jepang, menawarkan sebuah pandangan tentang bagaimana menemukan tujuan hidup yang menyelaraskan apa yang kita cintai, kuasai, butuhkan, dan apa yang memberi kita imbalan.

Konsep ikigai telah dijalani oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang percaya dengan menumbuhkan ikigai dalam hidup, mereka semakin menemukan makna dalam kehidupan dan hal ini membuat sebagian besar orang Jepang memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Terbukti bahwa Jepang adalah negara kedua dengan tingkat harapan hidup yang tinggi setelah Monako.

Konsep Dasar Ikigai

Ikigai bukan sekadar pekerjaan atau aktivitas yang menyibukkan seseorang. Ini adalah pencarian yang lebih mendalam tentang apa yang memberi kehidupan seseorang makna dan tujuan. Konsep ikigai memiliki empat komponen utama, yaitu:

  1. Apa yang kita cintai (passion): Ini adalah hal-hal yang kita nikmati dan yang memberi kita kebahagiaan ketika kita melakukannya. Ini bisa berupa hobi, kegiatan seni, berinteraksi dengan orang lain, atau sesuatu yang menyentuh emosi kita.
  2. Apa yang kita kuasai (vocation): Ini merujuk pada keterampilan atau bakat yang kita miliki dan yang kita gunakan untuk berkontribusi kepada orang lain. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang mereka kuasai, mereka merasa lebih percaya diri dan puas.
  3. Apa yang dibutuhkan dunia (mission): Ini berkaitan dengan dampak positif yang dapat kita berikan kepada orang lain atau dunia. Sebagai contoh, profesi yang berfokus pada membantu orang, seperti menjadi dokter atau guru, sering kali berhubungan dengan misi hidup.
  4. Apa yang bisa memberi kita imbalan (profession): Ini adalah elemen yang lebih terkait dengan kelangsungan hidup, yaitu bagaimana kita mendapatkan pendapatan atau penghargaan dari pekerjaan kita. Namun, imbalan ini tidak hanya berupa uang, tetapi juga rasa puas dan bahagia karena dapat berkontribusi secara positif.

Ikigai tercapai ketika keempat elemen ini saling bertemu. Ketika seseorang menemukan titik temu antara apa yang mereka cintai, kuasai, dibutuhkan dunia, dan dapat memberi imbalan, mereka merasakan sebuah makna hidup yang dalam dan memuaskan.

Ikigai dalam Kehidupan Sehari-hari

Konsep ikigai memiliki dampak yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Di Jepang, misalnya, banyak orang yang merasa bahwa pencarian dan pemeliharaan ikigai mereka membantu mereka untuk tetap aktif dan sehat hingga usia lanjut. Hal ini terlihat jelas pada banyak penduduk Okinawa, yang dikenal dengan angka harapan hidup yang tinggi dan kualitas hidup yang luar biasa. Mereka sering kali menghubungkan panjang umur mereka dengan keberadaan ikigai yang jelas.

Ikigai tidak hanya tentang pekerjaan atau profesi. Terkadang, ikigai seseorang bisa terwujud dalam kegiatan lain seperti berkebun, mengasuh anak, atau memberikan waktu untuk kegiatan sosial. Misalnya, seorang pensiunan yang masih aktif menjadi relawan di komunitasnya, atau seorang seniman yang menemukan kebahagiaan dalam menciptakan karya seni, dapat merasakan makna hidup melalui aktivitas tersebut.

Menemukan Ikigai

Menemukan ikigai tidak selalu mudah. Ini memerlukan refleksi mendalam tentang diri sendiri dan kehidupan kita. Salah satu cara untuk menemukannya adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting kepada diri sendiri, seperti:

  • Apa yang saya nikmati dan ingin lakukan dalam hidup saya?
  • Apa yang saya kuasai dan bagaimana saya bisa menggunakannya untuk kebaikan bersama?
  • Apa yang dunia butuhkan dan bagaimana saya dapat memberikan kontribusi positif?
  • Bagaimana saya bisa mencari imbalan atau penghargaan dari apa yang saya lakukan?

Proses ini bisa berlangsung lama dan melibatkan eksperimen serta kegagalan. Namun, ketika seseorang berhasil menemukan ikigai mereka, mereka merasa lebih puas dan termotivasi dalam menjalani hidup. Ini adalah perjalanan yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan diri mereka sendiri dan orang lain dengan cara yang lebih mendalam.

Ikigai dan Kebahagiaan

Ikigai juga erat kaitannya dengan kebahagiaan. Ketika seseorang tahu apa yang mereka cintai, apa yang mereka kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang memberi imbalan, mereka lebih cenderung merasa puas dengan kehidupan mereka. Bahkan ketika menghadapi tantangan atau kesulitan, mereka dapat melihat setiap pengalaman sebagai bagian dari perjalanan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih besar.

Kebahagiaan yang diperoleh melalui ikigai lebih bersifat jangka panjang dan bertahan lama. Alih-alih hanya mencari kesenangan sesaat, seseorang yang menjalani kehidupan dengan ikigai cenderung merasa lebih bermakna dan puas, meskipun kehidupan tidak selalu sempurna.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *